Tajam.
Merobek sampai dalam.
Kupikir itu pisau biasa,
ternyata pedang bermata dua.
Perih.
Sempat ingin cepat pergi.Tapi aku diam saja.
Tahu ada intervensi, dari Sang Raja.
Gatal.
Memang tidak sesyahdu malam natal.
Pemurnian yang dimulai dari hati.
Kirbat baru menolak tuk diganti.
Tahan.
Berlari meringis mengejar tujuan.
Ego ambisi jadi tinggal reruntuhan.
Di atas batu penjuru pun tercipta keputusan.
[] 30januari14
Dibaca ulang, tetep asik
SukaSuka