Beritakan berita secara vulgar, gandakan kejahatan!

Mengapa begitu sarkastik?

Emang kenapa kalo tindakan kriminal diberitakan secara masif dan sangat detail?

Ah, berita televisi atau berita daring, sama saja! Apalagi pemberitaan independen (citizen jurnalism).

Oh betapa luar biasa ketika tindakan kriminal seperti pembunuhan, bunuh diri, pemerkosaan, dan lainnya diberitakan secara MASIF dan SANGAT DETAIL.

 

Emang kenapa kalo tindakan kriminal diberitakan secara masif dan sangat detail?

 

Ada kemungkinan kejahatan serupa akan diikuti oleh orang yang terinspirasi berita tersebut.

 

Bahasa kerennya:

“copycat crime” 

(diskusi untuk teori ini ada di akhir artikel)

*

Beberapa paragraf saya kutip dan ubah dari tulisan Youth Proactive.

Secara sederhana copycat crime dapat dimaknai sebagai tindakan kriminal yang mencontoh, termotivasi, dan/atau terinspirasi dari laporan media atau gambaran di karya fiksi (film/novel). (http://nymag.com/scienceofus/2016/02/new-york-slashings-could-be-copycat-crimes.html)

Pemberitaan bunuh diri remaja di Amerika Serikat misalnya sengaja diberitakan dengan hati-hati dan dengan cara kurang “bombastis”. Bunuh diri di kalangan remaja dianggap menular karena dianggap akan menyediakan jalan bagi para remaja bermasalah untuk menempuh jalan instan. Maka Center for Disease Control (CDC) dan National Institutes of Mental Health Amerika Serikat menyediakan panduan untuk media dalam memberitakan kasus bunuh diri remaja. (guidance dapat dilihat di http://www.sprc.org/keys-success/safe-messaging-reporting)  

Tapi, pemberitaan tentang kasus penembakan massal di Amerika Serikat dilakukan dengan besar-besaran, bahkan menjelaskan secara rinci soal identitas si pelaku dan cara membunuhnya (dari mulai tahap persiapan sampai tahap eksekusi).

sandy-hook-graphic3.jpg

(http://www.theatlantic.com/national/archive/2012/12/the-media-needs-to-stop-inspiring-copycat-murders-heres-how/266439/)

Sebagaimana kita ketahui, kasus penembakan massal jamak terjadi di Amerika Serikat. Penyebabnya diduga karena tersedia dengan mudahnya senjata api dan tidak tersedianya sistem infrastruktur kesehatan mental yang baik. Belum lagi ditambah dengan pemberitaan media yang terlalu bombastis. (http://www.nytimes.com/2012/12/18/opinion/what-drives-suicidal-mass-killers.html)

Di Indonesia, tentu kita masih ingat kasus-kasus yang terjadi setelah YY. Salah satunya yang cukup terkenal ialah pembunuhan terhadap EF di Tangerang menggunakan gagang pacul. Pemberitaan tentang kasus EF dilakukan dengan paparan sangat rinci dan vulgar secara visual. (red: saya gak perlu cantumkan disini karena Anda bisa cari tahu sendiri)

Nyatanya pemberitaan yang dilakukan terus menerus memang bisa menginspirasi seseorang dalam melakukan kekerasan seksual. Di Manado, ada 2 orang yang memerkosa seorang perempuan remaja berumur 15 tahun dengan modus yang sama dengan kasus EF. Saat dimintai keterangan mereka mengaku kalau terinspirasi melakukan kejahatan dari berita tentang EF.

**

Untuk yang kasus EF, parahnya banyak banget orang yang menyebarluaskan gambar kejadian yang tanpa sensor itu di media sosial. DAN DIJADIKAN MEME! OH MY GOD.

Oh iya, tentu yang kontroversial begini akan banyak yang komentar dan like dan share. Sebuah kesempatan emas buat media elektronik yang mengandalkan pendanaan dari traffic! Yaudah deh di kopi paste sama media ganti-ganti sedikit, lalu sebarluaskan.. HEBAT SEKALI YAAAAA

 

Kesimpulan:

Kalau kita sama-sama tidak menginginkan terjadinya kejadian kriminal yang serupa, mari berpikir dua kali untuk membagikannya secara detil di sosial media.

Apabila Anda orang media, please please please please hati-hati atas apa yang Anda publikasikan! Buat apa terlalu detail dan vulgar? Semoga dibaca dan dimengerti deh, saya belum segitu seriusnya sampai membuat surat ke dewan pers seperti yang dilakukan remotivi (http://www.remotivi.or.id/meja-redaksi/1/-Menolak-Pemberitaan-yang-Mengeksploitasi-Korban)

 

Apabila Anda tidak menginginkan sesuatu terjadi, jangan fokus pada hal tersebut. Simpel “If you look at the wall, you will hit the wall”. Bila Anda ingin tindakan kriminal berulang, silakan terus bagikan dan perbesar jangkauannya. Pilihan ada di tangan Anda.

“When crime comes in waves, simple imitation plays a large part in the phenomenon,” –Case of the Copycat Criminal,  David Dressler

 

(Tulisan ini merembet ke pikiran saya yang lain like: tontonlah infotainment setiap hari, maka Anda akan merespons secara otomatis untuk minta bercerai ketika hal kecil terjadi di rumah tangga Anda. Ah bisa jadi tulisan yang lain..

Oh iya ini salah satu cara menangkal pesan tersembunyi/subliminal message)

 

Discussion: bagaimana kalau copycat crime itu hanya sebuah teori belaka?

Well, diskusinya udah banyak banyak di Amerika dari tahun 1960, di http://daily.jstor.org/psychology-copycat-crime/ dibahas bahwa hubungan sebab akibat dari pemberitaan dan copycat crime secara general tidak dapat disimpulkan.

 

Tapi untuk kasus yang dibahas di atas di Manado, pelakunya jelas bilang kalo beliau menduplikasi tindakan. Artikel yang menjelaskan mengapa manusia melakukan copy cat ada di http://psychologyforgrowth.com/2013/07/04/copycat-crimes-why-do-they-happen/ lengkap dengan contoh-contohnya.

 

Bagikan untuk Indonesia yang lebih waras.

[]SHS

Satu pemikiran pada “Beritakan berita secara vulgar, gandakan kejahatan!

Hey, what's your opinion? Be the first to speak up!